Kamis, 20 Februari 2014

Shanghai menyamai Paris!

Setelah dari ibu kota Republik Rakyat Cina, akhirnya saya tiba juga di kota yang selama sepuluh tahun ini gencar ditumbuhi gedung pencakar langit, Shanghai. Sebuah kota modern dengan pemandangan gedung-gedung kolonialisme Perancis dicampur hamparan gedung-gedung tinggi yang berarsitektur modern. Shanghai juga disebut-sebuh sebagai kota fashion di dunia, menyamai Paris dan New York. Jika kamu ingin merasakan tempat yang benar-benar terasa ‘luar negeri’nya, Shanghai adalah tempat yang tepat.

Bagi kamu yang menuju Shanghai dengan kereta, kamu akan tiba diShanghai Railway Station. Disana pusat dari segala tujuan di negeri tirai bambu ini. Bahkan dari Shanghai, kamu juga bisa ke bagian barat negeri Cina, yaitu Lasha, Tibet. Tentu, sebagai pusat pintu masuk, stasiun kereta ini dilengkapi dengan jaringan kereta bawah tanah, atau subway. Kalau di Beijing sebutannya Beijing Subway, beda lagi di sini. Moda transportasi mass rapid nya disebut Shanghai Metro. Tersedia tiga jalur, 1,3, dan 4. Jika kamu ingin langsung mengunjungi pusat dari segala hiburan dan keramaian di Shanghai, kamu bisa mengambil jalur 1 dan turun di stasiun People’s Square. Nah, sayangnya, biaya hidup di sini harus dikalikan dua dibanding di Beijing. Urusan subway aja Shanghai ini lebih mahal, variasi harga 3-7 CNY. Jika kamu datang dari Pudong International Airport, kamu juga bisa langsung menuju tengah kota dengan cara yang mudah dan murah, yaitu denganShanghai Metro. Tarif nya 7 CNY saja. Kamu bisa ambil jalur dua, yang terhubung dengan Lujiazui (Shanghai Oriental Pearl Tower), Nanjing Road, dan juga People’s Square. Untuk informasi rute, kamu bisa cek jalur dan harganya di http://www.exploreshanghai.com/metro/Bermodalkan tiket kereta seharga 274.000rupiah dari Beijing dan tiket pulang 350.000rupiah ke Manila, saya berhasil juga menginjakkan kaki di kota cantik ini. Sebenarnya sudah sedari 2010 lalu saya ingin ke Shanghai, namun apa mau dikata, keberuntungan hanya mampu membawa saya ke Macau. Dulu, alasan saya ingin mampir ke Shanghai adalah untuk mengunjungi World Expo. Sayangnya, sekarang bekas paviliun nya sudah dipreteli dan hanya tersisa paviliun cina yang masih kokoh, dan beberapa paviliun lain yang sudah tak diurus.

Bus Hop on – Hop off
Untuk jalan-jalan keliling kota, kamu bisa menggunakan bus hop on hop off yang sering seliweran di sekitar Nanjing Road. Kalau tidak salah tarifnya 35 CNY. Area jalan-jalannya sampai ke daerah Pudong. Jadi saya rasa ini cara paling tepat dan nyaman untuk berkeliling kota Shanghai. Hmm untuk kamu yang mau mengirit, bisa ikuti cara saya yaitu jalan kaki. Umumnya sih jalan kaki di Shanghai sangat asik dan enak. Jalanannya yang rapih dan bersih ditambah pemandangan perkotaan dengan gedung-gedung keren serta jarangnya polusi udara, membuat jalan kaki disini sangat nyaman. Apalagi pemandangan perkotaannya tambah syahdu dengan jejeran pohon maple di pinggir jalannya. Wuih saya gak kebayang kalau musim gugur, pasti dedaunannya berubah menjadi kuning-oranye, ditambah udara yang sejuk.
Sangat direkomendasikan jalan-jalan di sana pada musim semi atau gugur. Kemarin sih saya kebagian musim panas. Baru datang saja sudah disambut hujan yang kemudian panas menyengat. Berbeda dengan hari kedua, cuaca benar-benar cerah dan malah terlalu panas buat jalan kaki. Ada untungnya juga bangunan disana tinggi-tinggi, jadi jalan kaki bisa cari tempat adem di bawah gedung.
Untuk objek wisata, saya sendiri kurang yakin mengenai hal yang bisa dieksplor. Ketika disana saya tidak masuk satu museum pun atau objek lain seperti madame taussad. Saya hanya keliling Nanjing Road dan daerah Pudong. Ketika ingin masuk ke Jingshan Temple, sudah kesorean. Akhirnya saya diajak jalan kaki oleh teman saya ke French Concession. Kalau kamu mau eksplor, di Shanghai ini banyak sekali daerah/jalan nyeni. Pada umumnya lebih ke seni-seni kontemporer. Misalnya di French Concession ini, di tengah himpitan bangunan-bangunan jajahan perancis yang apik, terdapat beberapa galeri seni dan juga museum-museum yang juga nyeni. Salah satu yang ingin saya datangi adalah Museum of Propaganda Poster, sayang saya malah ga nemu, tapi usut punya usut seperti nya di sekitar daerah French Concession.

French Concession

French Concession
Seperti yang tadi saya ceritakan, tersebar pohon maple di kanan kiri jalan. Hal itu bikin jalan kaki lebih asyik aduhay, apalagi ketika menjelang senja. Ajaib banget, kita bisa mendengar suara jangkrik di tengah perkotaan. Nampaknya pemerintah lokalnya sengaja menyebarkan jangkrik di sekitar pohon maple yang berjejer di kanan kiri jalan tersebut. Lampu-lampu yang menghiasi bangunan klasik di French Concession juga seru untuk dinikmati. Mungkin kalau kamu punya waktu lebih banyak, kamu bisa memasuki satau-satu kafe dan berbagai galeri. Sangat menarik. Mungkin, kalau kamu mau lebih menikmati, kamu bisa sewa sepeda seharian untuk keliling tempat ini. Duh.. melihat bule-bule bersepeda sore-sore bikin kepengen ikutan.

Old Building, Shanghai
Kegiatan sore hari yang saya sangat nikmati adalah bengong di tepian sungai Huangphu. Sungai yang membelah antara Old Town dengan Pudong area. Secara tidak sengaja dan iseng, saya jalan kaki dan nyasar di sebuah jembatan. Di depannya terdapat sebuah gedung tua klasik dengan jam yang sangat besar. Kalau saja balok-balok huruf cina di gedung tersebut dihilangkan, saya bisa mengaku sedang di London. Saya baru engeh, di situ terdapat Huangpu River. Kalau saya ikutin terus, saya akan sampai di spot point viewPudong. Sambil menunggu matahari terbenam, saya asik jepret-jepret di tepian sungai sambil istirahat. Tau ga? seharian itu saya ngegotong ransel yang terisi penuh barang bawaan jalan 15 hari ke depan.

Huangphu River & Pudong
Sambil terus jalan, saya menemukanbest spot melihat Pudong area. Dari tempat itu juga, saya menemukan sebuah gereja klasik beserta bangunan tua lainnya. Langit biru, halaman rerumputan, jalanan yang sepi, dan bangunan tua itu benar-benar tempat terbaik yang saya temui hari terakhir di Shanghai. Kalau kebanyakan orang menghabiskan waktunya belanja di daerah Nanjing Road atau menghabiskan uangnya untuk melihat Shanghai dari ketinggian, buat saya jalan kaki dan menemukan keindahan yang sederhana dari kota ini adalah sebuah keindahan tersendiri. Keindahan yang tak banyak dinikmati oleh kebanyakan orang.
Malam hari di Shanghai juga sangat keren. Lampu gedung-gedung pencakar langit yang gemerlap. Pemandangan eksotis dari deretan gedung tua di East Nanjing Road. Tentu sungai Huangpu yang merefleksikan setiap kilatan lampu malam di bangunan indah itu yang jadi primadonanya. Kalau kamu berkesempatan, kamu harus ikutan river cruise di Huangpu River ketika malam hari. Pasti eksotis dan romantis banget. Sluurrpp…
Intinya, Shanghai adalah sebuah kota yang sangat modern yang tentu berbeda dengan Beijing. Kalau kamu seorang pejalan sejati, tentu kamu akan merasa bosan dengan kota ini yang minim objek wisata. Namun di lain hal, kota ini sepenuhnya bisa dinikmati dengan sedikit bersantai dan banyak-banyak menghiraukan keramaian orang di Nanjing Road. Kamu harus bisa menemukan berbagai tempat tersembunyi yang menyimpan keindahan aslinya Shanghai.

An Old & New Behind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar