Senin, 17 Februari 2014

Hamparan Ribuan Pagoda yang Indah Menggoda

MYANMAR atau Burma atau Birma merupakan salah satu negara yang “kaya” dengan kuil, pagoda, dan candi. Keberadaan kuil, pagoda, dan candi di negara ini, tak lepas dari agama yang dianut oleh mayoritas rakyat, yaitu Buddha.
Mungkin Anda bertanya-tanya, apa bedanya kuil, pagoda, dan candi. Secara umum mereka mempunyai fungsi yang sama, yaitu sebagai tempat untuk beribadah. Bentuknya pun hampir sama, yang agak berbeda bentuk pagoda yang memiliki atap bertumpuk-tumpuk bergaya Meru dan biasanya terbuat dari emas.
Di Myanmar ada satu kota tua bernama Bagan yang sangat “kaya” dengan kuil, pagoda, dan candi. Terletak di tepi Sungai Ayeyarwady atau juga disebut Irrawaddy, wilayah Mandalay, di kota tua ini diperkirakan pernah berdiri 10.000 kuil, pagoda, candi, dan biara Buddha.

Kota Bagan didirikan pada abad ke-9 dan bertahan sampai abad 13. Selama kurun waktu tersebut, kota ini telah menjadi Ibu Kota Kerajaan Pagan di bawah pemerintahan Raja Anawratha. Tak hanya itu, kota ini pun menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya. Pada masa kejayaan Kerajaan Pagan, para penguasa Pagan yang kaya raya telah menugaskan rakyatnya untuk membangun ribuan candi, kuil, dan pagoda di dataran Bagan yang luasnya mencapai 100 km persegi.
Selama 250 tahun, penguasa Bagan membangun lebih dari 10.000 kuil, pagoda, candi, dan biara Buddha. Kota makmur itu pun tumbuh besar dan menjadi pusat kosmopolitan untuk studi agama dan sekuler. Tercatat biara dan sarjana dari India, Ceylon serta Kekaisaran Khmer datang ke Bagan untuk belajar prosodi, fonologi, tata bahasa, astrologi, alkimia, kedokteran, dan hukum.
Zaman keemasan Bagan berakhir tahun 1287 ketika Kerajaan Pagan dan ibukotanya diserbu oleh bangsa Mongol. Sisa-sisa kejayaan Kerajaan Pagan masih dapat dilihat dari sekitar 2.200 kuil, pagoda, dan candi yang masih tersisa dan bertahan sampai sekarang.
Pada Tahun 1990-an, pemerintah Myanmar berupaya untuk memulihkan pagoda-pagoda Bagan yang rusak, tetapi mereka gagal mempertahankan gaya arsitektur asli dari peninggalan sejarah itu. Bahkan, penggunaan bahan-bahan modern dalam memperbaiki pagoda mendapat banyak kecaman dari sejarawan seni dan preservationist di seluruh dunia. Kelalaian pemerintah Myanmar dalam merestorasi Bagan, sebagaimana dilansir amusingplanet, memupuskan harapan kota kuno itu untuk mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai Situs Warisan Dunia dari UNESCO.
Kota Bagan saat ini menjadi tempat wisata sekaligus tujuan ziarah. Keindahannya membuat banyak orang ingin mengunjunginya, tak hanya yang beragama Buddha saja, tetapi juga masyarakat umum dari seluruh dunia. Saat ini Kota Bagan dibagi menjadi dua, yaitu Old Bagan dan New Bagan. Perbedaannya terletak pada bangunan-bangunan di masing-masing kota, di Old Bagan dipenuhi dengan kuil, pagoda, dan candi tua. Sedangkan di New Bagan sudah banyak ditemui bangunan-bangunan modern. Old Bagan diperuntukan bagi wisatawan, sedangkan New Bagan diperuntukan bagi permukiman penduduk.
Banyak cara untuk menikmati Kota Tua Bagan (Old Bagan), bisa menggunakan sepeda, kereta kuda, atau balon udara. Kota Tua Bagan dulunya dikelilingi oleh benteng, ini terlihat dari puing-puingnya yang tersisa. Di dalam kota ini ada candi, pagoda, dan kuil, di antaranya Kuil Ananda Phaya yang dianggap paling suci, Candi Thatbyinnyu yang merupakan candi tertinggi, Candi Gawdawpalin yang menjadi salah satu tempat peribadatan terbesar di Bagan, dan Pagoda Shwesandaw Phaya yang menjadi lokasi strategis melihat matahari terbenam.
Di dalam Pagoda Shwesandaw Phaya, ada patung Buddha yang sedang tidur dalam ukuran besar. Tidak semua wisatawan mengetahui patung ini, karena mereka lebih memilih naik ke atas pagoda supaya dapat menikmati matahari terbenam. Memang, melihat matahari terbenam dari atas Pagoda Shwesandaw Phaya sangat indah. Di ketinggian pelataran pagoda, di bawah cakrawala, terlihat lautan kuil, candi, dan pagoda. Ada puluhan kuil, candi, dan pagoda yang menyembul di antara rimbun pepohonan. Ketika matahari perlahan tenggelam, senja di Kota Tua Bagan bernuansa lembayung, indah sekali.

sumber : http://www.kisuta.com/20130427-hamparan-ribuan-pagoda-yang-indah-menggoda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar