Rabu, 19 Februari 2014

Bawah laut Raja Ampat!

   Dikedalaman 14 meter dibawah permukaan laut, saya terperangah. "Mmmpppppp...eppppppp...eppppp" sembari menunjuk ke arah Black Tip Shark yang berenang dengan jarak beberapa meter saja didepan muka saya. Bang Ken, dive master yang mendampingi penyelaman mencoba menenangi saya yang panik. Saya yang notabene bukanlah penyelam dengan angka log penyelaman yang banyak, bertemu Hiu secara langsung di alamnya akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Pernah saya berenang bersama Hiu dipenangkaran Hiu di Karimun Jawa. Tapi kadar dopamin tubuh saya tidak terpacu jika dibandingkan saat menyelam dan berenang disini, Raja Ampat.

Pemandangan iconic Raja Ampat diambil dari Puncak Wayag, menuju Puncak Wayag dapat menggunakan kapal dari Waisai. Perjalanan dari Waisai menuju Wayag dapat ditempuh lebih kurang 2,5 jam.



      Hampir seminggu lamanya saya di Raja Ampat. Gugusan Kepulauan yang ada di bagian barat Papua ini menyimpan banyak kekayaan yang memanjakan siapa saja yang datang berkunjung ke perairan ini. Mulai dari diver, wisatawan ataupun fotografer yang ingin mengabadikan keindahan alam Raja Ampat. Terimasuk kami yang menghabiskan hari dengan melakukan aktivitas yang berkairan dengan laut, pantai, bawah laut dan bermain dengan ikan-ikan cantik disela-sela karang yang berwarna-warni.
     
     
      Data dari Nature Conservacy menyebutkan bahwa 75% terumbu karang dunia ada di perairan Raja Ampat. Selain itu, perairan yang terdiri dari empat pulau besar : Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool ini juga hidup setidaknya 1.320 spesies ikan. Itu baru tentang kekayaan bawah lautnya yang sangat luar biasa, didaratannya, kita bisa melihat Cenderawasih yang merupakan burung endemik Papua. Dan yang menjadi ikon Raja Ampat, apalagi kalau bukan Puncak Wayag. Dari Puncak Wayag inilah kita bisa menyaksikan gugusan batu karang yang menonjol diatas permukaan laut tersusun indah diatas laut biru nan jernih.


      Saat penyelaman di Blue Magic Site, kami menemui Hiu Karpet. Bentuknya menyerupai karang, kamuflase-nya membuat mata sulit membedakannya, mana Hiu Karpet dan Karang. Saya beruntung bertemu Hiu Karpet Wabagon Shark yang menjadi salah satu hewan laut paling menarik di perairan Raja Ampat. Schooling Fish seperti Baracuda, Sweet Lips dan berbagai jenis ikan lainnya turut menjadi tawaran yang menakjubkan dari bawah laut Raja Ampat.

Warna-warni terumbu karang di Raja Ampat. Kawasan ini memiliki spesies ikan dan terumbu karang yang lengkap.
      Diakhir kunjungan kami di Raja Ampat, saya menyempatkan diri mengunjungi Puncak Wayag. Butuh waktu 3 jam menggunakan speed boat dari tempat saya menginap di Pulau Mansuar. Namun lamanya perjalanan laut menuju Wayag, terbayar lunas dengan apa yang saya dapatkan. Sebelum mendaki ke Puncak Wayag, kapal yang saya tumpangi berhenti sejenak di Dermaga Wayag. Dan yang paling menarik, di Dermaga ini saja hiu-hiu sirip putih bebas berkeliaran. Sungguh luar biasa.


      Pesona Raja Ampat menjadi semakin nyata saat saya berada di Puncak Wayag. Dari puncak ini saya bisa menyaksikan keindahan gugusan batu karang yang sangat istimewa. Moncong lensa saya bidikkan kesegala penjuru arah. Saya ingin mengabadikan segala hal dari tempat ini, tempat yang dulunya hany ada dalam mimpi untuk mengunjungi. Sekarang saya berada disini, di Puncak Wayag, Raja Ampat.

      Pesona Raja Ampat memang memanjakan siapa saja. Termasuk saya yang mencintai alam dan fotografi. Inilah surga untuk berburu objek yang beraneka ragam. Ada manusia, alam, budaya, masyarkat, bawah laut dan berbagai macam hal-hal menarik lainnya yang bisa ditemui di perairan ini.

      Hasil foto di Raja Ampat, ini saya rencanakan untuk diikutsertakan dalam lomba foto Garuda Indonesia World Photo Contest. Ini merupakan salah satu kontes foto bergengsi tingkat internasional yang diadakan. Tahun 2009 saja, foto yang masuk mencapai 14.000 foto dari 8000 peserta yang berasal dari 36 negara.

      Selain hadiah utama yang sangat besar untuk menambah uang berkeliling Indonesia, kontes foto ini akan menjadi ajang promosi bagi kota saya tinggal maupun keindahan yang ada seperti alam, manusia, budaya dan tradisi di tanah kelahiran saya.

      Selain stok foto yang sudah ada, sepertinya saya harus rajin mengenal Kota saya lebih dekat, siapa tahu dengan tema "My Enchanting Town" yang diusung oleh Garuda Indonesia World Photo Contest ini saya bisa bersaing dengan ribuan peserta dari seluruh dunia, dan tanah tempat saya hidup bisa terpromosikan dan segala mata tertuju padanya.

      Ayo siapkan foto kawan ranseler untuk diikutsertakan dalam lomba foto berkelas dunia ini.

sumber:http://www.ranselkosong.com/2013/06/surga-fotografi-raja-ampat-papua-barat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar